Pahlawan yang Hening: Mengungkap Kekuatan Sampingan Produk Pirolisis
THE STORIES
TYROIL
6/17/20254 min baca


Saat kita membicarakan transformasi luar biasa dari ban bekas melalui pirolisis, fokus kita sering terkonsentrasi pada pada Minyak Pirolisis Ban (TPO) yang merupakan emas cair, bahan bakar terbarukan yang mendukung industri dan menawarkan alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil. Namun, di balik produk unggulan ini terdapat pahlawan yang hening yaitu produk sampingan yang sama pentingnya, yang menyelesaikan cerita tentang pemulihan sumber daya yang berkelanjutan. Produk sampingan ini adalah karbon hitam yang dipulihkan, kawat baja daur ulang, dan gas pirolisis, yang masing-masing berperan penting dalam mengubah masalah sampah menjadi simfoni keberlanjutan.
Emas Hitam: Karbon Hitam yang Dipulihkan (rCB)
Bayangkan dunia tanpa ban hitam, tinta hitam, atau bahkan beberapa plastik hitam. Karbon hitam adalah bahan yang memberikan warna serta kekuatan dan daya tahan pada produk-produk tersebut. Secara tradisional, karbon hitam diproduksi dari minyak bumi, sumber daya fosil. Namun, melalui pirolisis ban bekas, muncul alternatif yang berkelanjutan: karbon hitam yang dipulihkan (rCB).
Karbon hitam yang dipulihkan ini adalah bubuk hitam halus yang tertinggal setelah ban terurai secara termal. Ini bukan hanya produk sampingan, melainkan bahan berharga yang dapat dimanfaatkan kembali di berbagai industri, mengurangi kebutuhan akan karbon hitam yang diperoleh dari sumber daya fosil [1].
Bayangkan hal ini sebagai perjalanan sirkular untuk bahan dasar yang sangat penting. Penggunaannya cukup beragam, di antaranya:
Kembali ke Ban: Salah satu aplikasi utama rCB adalah dalam pembuatan ban baru. Meskipun tidak sepenuhnya menggantikan karbon hitam virgin dalam semua aplikasi, rCB bisa dicampurkan, memberikan kontribusi pada pembuatan ban yang tahan lama dan berkinerja tinggi, yang secara efektif menutup siklus material ban [2].
Lebih dari Sekadar Ban: rCB juga digunakan dalam produk karet lainnya, seperti sabuk konveyor, selang, dan segel, di mana sifat penguatnya sangat dihargai. Ia juga dapat digunakan sebagai pigmen dalam plastik, cat, dan lapisan, memberikan warna hitam yang pekat dan kaya [3].
Dengan memanfaatkan rCB, kita tidak hanya membersihkan sampah; kita juga mengurangi jejak lingkungan dari proses manufaktur, menghemat energi, dan melestarikan sumber daya yang terbatas.
Aksi Kedua Kerangka Baja: Kawat Baja Daur Ulang
Setiap ban memiliki kekuatan tersembunyi – kerangka kawat baja yang memberikan integritas struktural dan daya tahan. Selama proses pirolisis, saat karet terurai, kawat baja ini tetap utuh. Mereka kemudian dapat dipisahkan dengan mudah dari produk pirolisis lainnya, muncul sebagai logam bekas yang bersih dan berkualitas tinggi [4].
Kawat baja yang dipulihkan ini jauh dari sampah. Komponen Ini adalah komoditas berharga yang dapat langsung didaur ulang kembali ke industri baja. Dampak dari daur ulang baja sangat besar:
Penghematan Energi: Produksi baja dari logam bekas membutuhkan energi jauh lebih sedikit dibandingkan produksi dari bijih besi virgin – hingga 75% lebih sedikit energi [5]. Hal ini mengarah pada pengurangan emisi gas rumah kaca yang signifikan.
Pelestarian Sumber Daya: Daur ulang baja mengurangi kebutuhan untuk menambang bijih besi baru, melestarikan sumber daya alam dan meminimalkan dampak lingkungan dari kegiatan penambangan.
Kehidupan Baru dalam Konstruksi: Baja daur ulang ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, dari batang penguat (rebar) dalam beton untuk gedung dan jembatan hingga komponen dalam kendaraan dan peralatan baru. Ini adalah tulang punggung infrastruktur kita yang diam-diam diberi kesempatan kedua untuk melayani [6].
Napasan Proses: Gas Pirolisis (Syngas)
Selama proses pirolisis, selain minyak cair dan karbon hitam padat serta baja, juga dihasilkan gas yang tidak dapat mengembun. Ini dikenal sebagai gas pirolisis atau syngas. Ini adalah campuran berbagai gas, termasuk hidrogen, metana, dan karbon monoksida, dan memiliki kandungan energi yang signifikan [7].
Kehebatan sejati dari syngas terletak pada kemampuannya untuk membuat proses pirolisis menjadi hampir mandiri. Alih-alih menjadi produk sampingan, gas ini sering kali ditangkap dan digunakan untuk memberi bahan bakar pada reaktor pirolisis itu sendiri. Ini berarti proses tersebut menghasilkan energi sendiri, mengurangi atau bahkan menghilangkan kebutuhan akan sumber bahan bakar eksternal. Sistem energi tertutup ini secara signifikan mengurangi biaya operasional dan semakin meningkatkan kredensial lingkungan dari pirolisis ban [8]. Dalam beberapa kasus, syngas yang berlebih bahkan dapat digunakan untuk menghasilkan listrik, berkontribusi pada jaringan energi lokal.
Simfoni Keberlanjutan: Memaksimalkan Pemulihan Sumber Daya
Kisah pirolisis ban tidak hanya tentang satu produk unggulan; ini adalah tentang tim pahlawan yang tak terdengar bekerja bersama. Karbon hitam yang dipulihkan, kawat baja daur ulang, dan gas pirolisis yang mandiri, bersama dengan Minyak Pirolisis Ban, menciptakan simfoni keberlanjutan yang kuat. Pendekatan pemulihan multi-produk ini memastikan bahwa hampir setiap komponen dari ban bekas diberi tujuan baru, mengubah tantangan lingkungan global menjadi berbagai sumber daya berharga.
Dengan mengadopsi pendekatan holistik ini, kita semakin mendekati ekonomi sirkular yang sejati, di mana sampah diminimalkan, sumber daya dilestarikan, dan bumi kita bisa sedikit lebih bernafas lega. Pahlawan yang tak terdengar dari pirolisis ini dengan tenang, namun kuat, membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, satu ban yang tertransformasi pada satu waktu.
References
[1] Bogdahn, S., et al. (2025). Application of recovered Carbon Black (rCB) by Waste Tire Pyrolysis in Rubber Compounds. Materials Science and Engineering: B, 1(1), 518. [https://www.sciepublish.com/article/pii/518]
[2] Silva, C. M. C., et al. (2025). Recovered carbon black: A comprehensive review of production, properties, and applications. Journal of Cleaner Production, 440, 140800. [https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2588913325000328]
[3] Gao, N., et al. (2022). Tire pyrolysis char: Processes, properties, upgrading and applications. Progress in Energy and Combustion Science, 90, 100989. [https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0360128522000314]
[4] Yusha, H., et al. (2024). Waste tire valorization: Advanced technologies, process optimization, and future perspectives. Journal of Environmental Management, 347, 119224. [https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0048969724037082]
[5] Maga, D., et al. (2023). A comparative life cycle assessment of tyre recycling using pyrolysis against current dominant alternative end-of-life options. Resources, Conservation and Recycling, 198, 107170. [https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0921344923003890]
[6] Amin, M. N., et al. (2023). Application of waste recycle tire steel fibers as a construction material in concrete: A review. Materials and Structures, 56(1), 1-18. [https://www.degruyterbrill.com/document/doi/10.1515/rams-2022-0319/html?lang=en&srsltid=AfmBOopHhIFQeMD3f6aSKsb8Lg7h65nAkXgKS-gWS8ESJUuhgcc_RHQZ]
[7] Pazoki, A., et al. (2024). Investigating the impact of process parameters on waste tire pyrolysis oil production and characteristics. International Journal of Hydrogen Energy, 51, 104-114. [https://www.ijhcum.net/article_711669.html]
[8] Gamboa, A. A. R., et al. (2023). Thermodynamic Evaluation of the Energy Self-Sufficiency of the Tyre Pyrolysis Process Using the Pyrolysis Gas Produced as a Heat Source. Energies, 16(24), 7932. [https://www.mdpi.com/1996-1073/16/24/7932]